Cara Membangun Etika Digital

By | June 25, 2024
Spread the love

Di tengah era digital seperti sekarang ini semakin banyak orang yang memanfaatkan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari. Contoh yang paling mudah adalah penggunaan internet untuk berbagai macam kebutuhan seperti sebagai sarana media pembelajaran, sebagai sarana bisnis hingga sebagai sarana untuk hiburan.

Salah satunya adalah penggunaan platform media sosial yang sangat digemari oleh banyak orang di seluruh dunia termasuk juga di Indonesia. Pengguna media sosial di Indonesia sendiri berdasarkan data per Januari 2023 lalu menyentuh angka 167 juta pengguna. Tentu merupakan jumlah yang sangat besar dan memasuki tahun 2024 ini pastinya jumlah penggunanya juga mengalami peningkatan.

Mereka yang aktif bermain media sosial ini juga datang dari berbagai macam kalangan mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Beberapa platform media sosial yang paling banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia antara lain WhatsApp, Instagram, Facebook, TikTok, Telegram dan Twitter. Rasanya hampir tidak mungkin mereka yang memiliki perangkat smartphone tidak memiliki salah satu dari platform media sosial tadi.

Memahami Pentingnya Etika Digital di Era Digital

Di balik penggunaan internet yang termasuk di dalamnya ada platform media sosial rupanya ada sesuatu hal yang penting untuk dibahas yaitu terkait dengan etika digital. Mungkin ada yang belum terlalu paham dengan etika digital ini dan berikut akan kami jelaskan secara sederhana. Etika sendiri memiliki arti sebagai aturan atau norma yang menjadi pedoman bagi seseorang dalam berperilaku.

Jadi etika digital merupakan aturan atau norma-norma yang mengatur perilaku individu/kelompok saat menggunakan teknologi digital dan ketika berinteraksi di dunia maya. Yang menjadi persoalannya di sini adalah masih banyak di luar sana pengguna teknologi digital yang cenderung mengabaikan etika digital ini dengan bertindak sesuka hatinya.

Tentunya adanya situasi tersebut bisa menimbulkan beberapa dampak yang tidak baik seperti menimbulkan rasa tidak nyaman dari individu maupun kelompok lain yang sama-sama berinteraksi di dunia maya, bisa menimbulkan permusuhan atau perpecahan, bisa meningkatkan angka cyberbullying hingga berpotensi berhadapan dengan hukum.

Contoh yang paling sering terjadi adalah ribut-ribut antar kelompok yang berawal dari saling ejek di media sosial hingga kemudian berujung pada pertikaian fisik. Contoh lainnya tindak pembulian secara beramai-ramai terhadap satu akun media sosial entah itu karena faktor fisik, ekonomi, atau faktor lainnya. Masih ada contoh berikutnya seperti menyebarkan informasi individu tanpa izin alias doxing yang merupakan tindakan pelanggaran privasi.

Baca juga : Cara Bijak Menanggapi Berita Terbaru di Media

Bagaimana Cara Membangun Etika Digital?

Jadi untuk menciptakan iklim atau kondisi yang nyaman pada saat berinteraksi di dunia maya memang bukan perkara yang mudah. Sebab dari sekian banyaknya orang-orang yang menggunakan internet itu memahami pentingnya etika digital ini. Namun sebenarnya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membangun etika digital dan berikut penjelasannya.

Pendidikan Digital

Untuk membangun etika digital ini bisa dimulai dari pendidikan digital yang tidak hanya diperuntukkan untuk para pelajar saja tetapi juga untuk semua kalangan. Melalui pendidikan digital ini nantinya akan diajarkan mengenai literasi digital sampai dengan pemahaman tentang pentingnya privasi online serta aturan-aturan hukum yang berkaitan dengan Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Baca juga : Peran Algoritma Berita Dalam Pemasaran Digital

Membangun Rasa Empati Digital

Dengan membangun rasa empati digital maka bisa menjadi kunci untuk menjaga sikap ketika sedang berinteraksi secara online baik dengan orang yang dikenal maupun yang tidak dikenal. Belajarlah untuk memahami perasaan dan kondisi orang lain sekalipun interaksinya terjadi di dunia maya.

Misalnya ketika bermain TikTok kemudian ada VT yang menampilkan seorang yang punya berat badan berlebih tetapi memiliki pasangan yang tampan atau cantik. Biasanya VT yang seperti ini akan ramai dengan celaan atau gunjingan dari para netizen yang seolah tidak rela melihat pemilik VT dengan kondisi fisiknya mampu memiliki pasangan yang menjadi idaman banyak orang.

Sekarang coba banyakan jika berada di posisi pemilik VT tersebut dan tengah menjadi bahan gunjingan atau bullying lewat komentar maupun DM. Tentu sangat tidak menyenangkan bukan berada di posisi tersebut dan dengan membangun rasa empati ini maka akan menghindarkan diri dari ikut-ikutan memberikan komentar yang menyakitkan hati orang lain.

Pahami Pentingnya Menjaga Privasi

Kemudian penting juga untuk memahami betapa pentingnya menjaga privasi di dunia maya. Sebab informasi diri yang tersebar bisa menjadi konsumsi para netizen yang mana hal ini bisa berdampak buruk ke depannya. Misalnya foto KTP yang tersebar di media sosial, bisa jadi ada oknum yang tidak bertanggung jawab akan memakai data-data pada foto KTP tadi untuk keuntungan pribadi seperti didaftarkan ke pinjol.

Dengan menyadari menjaga privasi online ini itu penting secara tidak langsung akan membangun etika digital untuk tidak membocorkan, membagikan ataupun menyebarkan informasi orang lain tanpa izin. Ingat, jika sampai melakukan hal tersebut maka siap-siap saja dikenai pasal 27 ayat 3 UU ITE.

Demikianlah beberapa cara untuk membangun etika digital dan semoga bermanfaat.